Selasa, 13 Oktober 2009

andai...

andai aku bisa benar-benar tak peduli
namun apakah aku rela?
bagaimana pertanggungjawabanmu kelak kepadaNya?

ia. ya.
apakah aku masih harus memilih?
atau ini pilihan yang sudah jelas bagiku?
sakit melihatnya tak sanggup bangkit dari sujudnya di sebelahku.
obat itu terlalu kuat menguasai kesadarannya
malang ia
"kamu pulang kuliah langsung pulang ya. jangan mampir-mampir dulu. jadi anak yang manis ya"
apa yang harus kujawab?
mengapa begini?
apakah ini tanda Allah menarik barakahNya?
yang mana?
apakah harus kutinggalkan?

tapi siapa?!
siapa yang pantas?
ia?
tidak! ia bahkan tak mau benar2 memahami bagaimana perasaan saudarinya, ia cerdas memang. terlalu cerdas. hingga semua harus rasional sesuai akalnya yang cerdas itu.

atau ia?
ia selalu mengeluh. menampilkan senyum pun jarang. seringkali pesimis dan butuh sokongan. bagaimana ia harus menyokong sekelilingnya?

atau ia?
bahkan untuk menyampaikan sesuatu saja sulit untuk dimengerti. tak punya wibawa. tak bisa mengambil keputusan dengan tegas.

atau aku?
hah! apa pantas??? bahkan ku tak punya muka tuk paparkan kejelekan saudaraku sendiri. tak bisa membawa diri ke tengah forum. terbata mengenaskan.

bicara apa aku ini?!
semua sudah ada jalannya. percayalah. sudah ada jalannya.

Rabb, kuatkanlah keyakinanku akan Mu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar